site logo
  • Berita
  • Artikel
    • Ndobos
    • Esai
    • Opini
  • Ulas
    • Buku
    • Tokoh
  • Sendika
    • Hikmah
    • Tasawuf
  • Ilmu Alat
    • Nahwu
    • Shorof
    • Balaghoh
  • Akhlak
  • Pesantren
  • Bahtsul Masail
14 Juni 2020  |  By Khoirul Athyabil Anwari In Bunga Rampai

Buku dan Istri

buku dan bapak tua

#1

Seorang profesor di Universitas Oxford memiliki kebiasaan yang cukup unik, yakni menghabiskan waktu selama 5 jam di perpustakaan pribadinya setiap hari,

Suatu hari, ia berjanji kepada sang istri untuk pulang terlambat, sekira dua-tiga jam dari biasanya. Karena ditunggu-tunggu tak kunjung pulang juga, padahal sudah melewati batas yang ia janjikan, akhirnya si istri menyusulnya.

Sesampainya di depan pintu perpustakaan, si istri tidak menemukan suaminya. Setelah masuk dan berjalanan tiga langkah, barulah ia menemukannya di antara gunungan buku di sekelilingnya. “Andai aku adalah buku.” Gumam si istri mengagetkan suaminya.

“Kenapa begitu?”

“Ya. Andai aku adalah buku, aku dapat memiliki seluruh waktumu.”

“Tapi kamu lebih baik jadi kalender saja.”

“Kok bisa?”

“Iya. Nantinya aku setiap tahun ganti dengan kalender baru.”

#2

Syahdan, menikahlah seorang gadis dengan seorang pemuda kutu buku. Satu-dua bulan sejak pernikahannya, si istri mulai benci dengan kebiasaan suaminya yang saban hari membeli buku, lalu membacanya hampir sehari penuh. Belum genap dua hari, buku tersebut sudah khatam diselesaikan. Esok harinya, ia pergi lagi ke toko buku loakan dan pulang dengan membawa setumpuk buku. Begitu seterusnya hingga suatu pagi, si istri, bukannya masak di dapur menyiapkan sarapan, ia malah marah besar kepada suaminya yang baru saja menghatamkan buku terakhir yang dibelinya. “Sudah, Mas. Aku muak. Mulai pagi ini, tidak ada buku lagi!” kata si istri kalap. Bukannya menuruti si istri atau berjanji bakal mengurangi belanja buku, si suami langsung menyaut, “Baik. Pun denganmu, tak ada suami lagi mulai pagi ini!”

#3

Berbeda dengan dua cerita di atas, cerita kali ini lebih sadis dan dialami oleh begawan nahwu sepanjang masa, siapa lagi kalau bukan Imam Sibawaih. Cerita ini direkam di dalam buku berjudul Kitab al-Fushush, karya Abul ‘Ala` Sha’id bin al-Hasan al-Baghdadi.

Diceritakan oleh Abul ‘Ali al-Farisi, jadi Imam Sibawaih itu menikah dengan seorang gadis yang tergila-gila dengannya. Wong yaa pantas saja, gadis mana yang tak tergila-gila dengan pemuda macam Sibawaih ini, sudah pintar, rajin menabung, tidak sombong, lagi!

Saya jadi membayangkan, kawula muda zaman dulu itu, kalau pengen dilirik sama perempuan, ya harus memiliki karangan yang buanyak dulu, bukan malah pansos gaya-gayaan di tiktok. Tapi ya memang berat. Bahkan sebelum menjadi seorang bagawan yang namanya tersiar di seluruh penjuru dunia, Sibawaih kecil harus menerima bully-an teman-temannya karena paling dedel di kelasnya. Bertolak dari sebuah kesalahan yang membuatnya malu besar, ia kemudian berjanji kepada dirinya dan gurunya, untuk belajar lebih payah lagi. Begitu.

Kembali ke cerita awal. Waktu itu Imam Sibawaih sudah menjadi ulama, dan pekerjaan setiap harinya hanya menulis, membaca, dan berdiskusi. Bahkan semenjak menikah, rutinitas itu tidak berubah sama sekali. Imam Sibawaih tetap begadang menulis, membaca dan bersilang pendapat. Mungkin juga ngopi. Hhe..

Sementara itu, gadis yang dinikahi tadi bagaimana? Ya. Baginya tidak ada yang beda antara sebelum menikah dengan sesudah menikah. Sama-sama merasa ada jarak yang membentang sejauh mata memandang antara dirinya dengan suaminya. Dirinya berada di pangkal pandang sementara suaminya berada di ujung pandang. Cuma bedanya ia secara resmi menjadi Bu Sibawaih saja.

Nah. Karena saking cintanya, gadis itu—dan memang masih ‘gadis’—mulai gusar. Ia tak tahan dengan perilaku suaminya itu. Ia merasa dirinya tak lebih berharga ketimbang secarik kertas di atas meja belajar suaminya. Akhirnya, ketika Imam Sibawaih pergi ke pasar untuk membeli sesuatu, ia segera mengumpulkan semua kitab, kertas, kulit, papan, lontar, pelapah kurma dan apa saja yang digunakan suaminya menulis di atas tanah dan membakarnya. Ia cekikian melihat api yang secara beringas melahap buku, kertas, kulit, papan, lontar, pelapah kurma dan apa saja yang merebut perhatian suaminya darinya.

Tak butuh waktu lama untuk menunggu semuanya menjadi abu. Sekembalinya Imam Sibawaih ke rumah, ia tersungkur tak sadarkan diri. Ia melihat istrinya tengah duduk santai memandangi abu dan sepercik api yang masih menyala di kamar belajarnya.

Seharian Imam Sibawaih tak sadarkan diri. Sekalinya sadar, ia langsung mencari istrinya dan menceraikannya. Sebelum usianya semakin lanjut, Imam Sibawaih lekas-lekas belanja kertas dan apa saja yang bisa ditulis. Ia kembali menulis apa saja yang ia peroleh dari gurunya, Imam Khalil al-Farahidiy. Namun, apalah daya, sebagian besar ilmu dari sang guru tak sempat ia tuangkan di atas kertas. Inna lillahi ‘ala dzalik.

Ngawi, 22 Syawal 1441

Khoirul Athyabil Anwari

Alumni Pesantren Al-Imdad, Bantul, Yogyakarta. Sekarang masih nyantri di Pesantren Al-Fattah, Kartasura

Share this:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
#Buku Imam Sibawaih
Previous StoryKuliah Tetap Ngaji, Berikut Daftar Pondok di sekitar Kampus UINSA
Next StoryIbnu Jinni, Sang Linguis Arab

Post Terbaru

  • New Normal, Pemerintah Kabupaten Pati Sinergikan Gugus Tugas Covid19 Pondok Pesantren
  • Ibnu Jinni, Sang Linguis Arab
  • Buku dan Istri
  • Kuliah Tetap Ngaji, Berikut Daftar Pondok di sekitar Kampus UINSA
  • Ayo Mondok!! Berikut Daftar Pondok di sekitar Kampus IAIN Surakarta

Terpopuler

  • Ngaji Jurumiyah (2): Isim, Fi’il, dan Huruf
    Ngaji Jurumiyah (2): Isim, Fi’il, dan Huruf
  • Macam-Macam Tanwin, Definisi, dan Contohnya
    Macam-Macam Tanwin, Definisi, dan Contohnya
  • Isim Fi'il dan Macam-Macamnya
    Isim Fi'il dan Macam-Macamnya
  • Penjelasan Tentang Tanda-Tanda Kalimah Isim
    Penjelasan Tentang Tanda-Tanda Kalimah Isim
  • Penjelasan Tentang Tanda-Tanda Kalimat Fi'il
    Penjelasan Tentang Tanda-Tanda Kalimat Fi'il

Ikuti saya di Twitter

Kicauan Saya
  • Tentang
  • Kru
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Ayo! Nulis
  • Iklan
  • Donasi
Copyright ©2018 Suarr.id. All Rights Reserved