5 Kiat Dani Puspitasari Menjadi Wisudawan Terbaik Unnes

Tidak semua orang bisa sukses dalam perkuliahan. Kesuksesan juga bersifat subjektif, variabelnya tidak sama bagi masing-masing individu. Tapi banyak yang sepakat, salah satu kesuksesan pada saat masa kuliah adalah menjadi wisudawan terbaik.

Pada acara Wisuda Periode 1 Unnes yang dilaksanakan kemarin, Rabu (7/3/2018) di Gedung Auditorium Unnes, mahasiswa yang berhasil menyabet predikat sebagai wisudawan terbaik adalah Dani Puspitasari, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Dani, sapaan akrabnya, dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93.

Berdasarkan penuturan teman-teman dekatnya, Dani adalah sosok pejuang. Ia bisa membagi waktu antara urusan akademik, organisasi, dan juga spiritual. Meskipun tinggal di pondok pesantren dengan segudang rutinitasnya, Dani tetap bisa beraktifitas di organisasi dan juga menulis berbagai karya tulis.

Terbukti dari beberapa lomba yang berhasil ia juarai dan juga predikat sebagai Mahasiswa Berprestasi Unnes yang ia sandang pada tahun 2017.

Nah, bagi kamu yang ingin sukses di perkuliahan seperti Dani, berikut 5 kiat yang berhasil tim suarr.id rangkum setelah wawancara dengan Dani:

1. Buat target tiap semester
Setiap semester bergulir, Dani selalu membuat target-target yang ingin ia capai. Target yang ia inginkan selalu ditulis dalam selembar kertas kemudian ditempel di pintu lemari sebagai pengingat dan penyemangat untuk aktivitasnya.

“Saya selalu membuat target tiap semester. Jadi, target apa yang harus saya raih saya tulis di kertas, kemudian saya tempel di lemari,” jelas Dani.

2. Manajemen waktu yang baik
Selain menuliskan target tiap semester, untuk mengatur aktifitasnya, Dani kerap membuat schedule aktifitas setiap harinya. Apa yang harus ia lakukan pada hari itu.

“Saya juga sering membuat schedule waktu. Apa yang harus saya lakukan setiap hari. Belajar jam berapa, kuliah jam berapa, nulis jam berapa, ngaji sampai jam berapa. Jadi memang manajemen waktu yang baik.” katanya.

3. Berusaha dan pantang menyerah
Keyakinan yang kuat menjadi modal Dani untuk meraih mimpi-mimpinya. Menurut Dani, jika sudah berani berani harus berani bertanggung jawab, harus berani menanggung resiko yang akan dihadapai kedepannya.

“Jadi orang nggak boleh setengah-setengah, kalau memang sudah bermimpi, yaudah, harus dilakukan sampai mimpi itu terwujud. Jika suatu ketika ada rintangan itu sudah konsekuensi. Mimpi yang besar pasti punya resiko yang besar.”

4. Restu orang tua dan Kiai
Dalam menjalankan aktifitasnya Dani selalu meminta izin dan doa kepada orang tua serta Kiainya. Dia berpendapat bahwa apa yang ia raih sekarang tidak terlepas dari peran mereka yang selalu mendoakan.

“Saya selalu meminta izin dan doa kepada orang tua dan Kiai saya di pondok. Menurut saya keberhasilan itu ditentukan oleh doa dan ridlo mereka.”

5. Ridlo Allah Swt.
Kunci terakhir yang disampaikan Dani adalah bagaimana menyeimbangkan antara doa dan ikhtiar. Usaha jalan terus tapi doa tidak boleh terputus. Dani menjelaskan usahanya dengan menggunakan diksi “proposal”.

“Gimana caranya target impian yang telah kita tentukan itu kita berikan kepada Allah melalui sebuah proposal. Nah, proposal itu nggak cuma dikasih aja, tapi melalui usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah itu seperti apa. Jadi memang harus seimbang. Kita harus mendekatkan diri kepada yang diatas. Berani tirakat lah istilahnya,” tutur gadis yang saat ini merupakan santriwati Pondok Pesantren Assabila, Patemon, Gunungpati, Semarang ini.

Itulah beberapa kiat yang dibagikan Dani Puspitasari kepada segenap mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya. Dan ketika ditanya perihal apa yang akan dilakukan setelah ini, dia hanya meminta doa agar bisa melanjutkan studinya.

“Setelah ini mohon doanya. Semoga bisa dapat beasiswa, kemudian bisa nglanjutin S2. Amiiin.”