Isim Fi’il dan Macam-Macamnya

Suarr.id–Isim Fi’il yaitu kalimah yang menunjukan arti fi’il, tetapi tidak menerima tanda fi’il.
Isim Fi’il dibagi menjadi 3 macam:
a. Isim fi’il madli
Yaitu kalimah yang menunjukkan peristiwa yang terjadi di masa lampau, tetapi tidak bisa kemasukan ya’ (baik ya’ fail atau ta’ ta’nis as-sakinah).
Contoh:
– Lafadz شَتَّنَا bermakna إِفْتَرَقَ (berpisah).
– Lafadz هَيْهَتَا bermakna بَعُدَ (jauh).

b. Isim fi’il mudhori
Yaitu kalimah yang menunjukan peristiwa yang terjadi pada madli tetapi tidak bisa kemasukan لَمْ.
Contoh:
– Lafadz أَوَّاهْ bermakna أَتَوَجَّعُ (saya merintih kesakitan).
– Lafadz وَيْ bermakna أعْجَبُ (saya kagum).

c. Isim fi’il amar
Yaitu lafadz yang menunjukan arti perintah tetapi tidak bisa kemasukan nun taukid.
Contoh:
– Lafadz صَهْ bermakna أُسْكُتْ ( diamlah)
– Lafadz حَيَّهَلْ bermakna أَقْبِلْ (menghadaplah).

Macam-macam Isim Fi’il
– Lafadz yang wajib dinakirohkan, seperti lafadz وَيْهًا dan وَاهًا

– Lafadz yang wajib dima’rifatkan, seperti lafadz نَزَالٍ bermakna إِنْزِلْ (turunlah) dan lafadz تَرَكٍ bermakna اُتْرُكْ (tinggalkanlah).

– Lafadz yang dibolehkan dinakirohkan dan dima’rifatkan
Seperti lafadz صَهْ (diamlah).

Perbedaan Isim Fi’il dan Fi’il
a. sama sama menunjukan makna yaitu berupa kejadian atau peristiwa.
– Isim Fi’il pada umumnya sesuai dengan Fi’il yang menjadi maknannya di dalam muta’adi dan lazimnya.

Yang keluar dari keumumannya seperti:
a. Lafadz أٓمِيْن
Dalam kalam Arab tidak pernah terdengar lafadz muta’adi pada maful, pada lafadz ini bermakna اِسْتَجِبْ yang muta’adi.

b. Lafadz اَيْهٍ
Lafadz ini lazim, padahal lafadz ini bermakna زِدْنِيْ yang muta’adi.

c. Isim Fi’il sesuai dengan Fi’il yang menjadi maknannya di dalam menampakkan fi’il dan menyimpannya.

Perbedaan Isim Fi’il dan Fi’il
a. Isim Fi’il tidak boleh menampakkan dhomirnya, seperti kita mengucapkan lafadz صَهْ untuk menunjukkan mufrod, tasniyah, jama’, mudzakkar atau muannats, hal ini berbeda dengan lafadz اُسْكُتْ yang boleh diucapkan lafadz اسكتَا، اسكُتُوْا، أسكُتِيْ

b. Isim Fi’il tidak boleh mendahului ma’mulnya.
Maka tidak boleh mengucapkan زَيْدًا عليْكَ, berbeda dengan Fi’il yang boleh diucapkan زَيْدًا اْلزَمْ

c. Isim Fi’il hukumnya ghoiru munshorif (tidak bisa ditashrif), maka bentuk lafadznya tidak berbeda karena berbeda nya zaman, hal ini berbeda dengan Fi’il.

d. Isim Fi’il tidak bisa menerima alamat fiil
seperti amil nashab, amil jazm, nun taukid, ya’ mukhotobah dan ta’ fail.