Keagungan dan Fadhilah Bulan Rojab

Ya Allah, berkahi kami di bulan Rojab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”

Di dalam bulan Rojab sebenarnya ada dua peristiwa besar, yakni Isra’ Mi’raj dan pindahnya Nur Kanjeng Nabi Muhammad saw. dari punggung Sayyidina Abdullah bin Abdul Mutholib ke rahim Sayyidah Aminah binti Wahab atau disebut wiladah pertama.

Perpindahan Nur Muhammad dari punggung Sayyidina Abdulloh ke rahim Sayyidah Aminah bertepatan dengan tanggal 10 Rojab dan hal ini disebut wiladah pertama atau kelahiran yang pertama. Karena itu disunnahkan berpuasa untuk menghormatinya sebagai rasa syukur kita atas kelahiran Rasulullah sebagai jasad. Wiladah pertama ini yang disebut dengan wiladah haqiqiyyah. Maka dalam kitab al-Barzanji disebutkan banyak kejadian-kejadian besar yang terjadi bersamaan dengan peristiwa itu.

Akan lebih afdlolnya dalam berpuasa bulan Rojab adalah tanggal 1 sampai 10 pada bulan Rojab. Namun jika terlalu memberatkan maka boleh memperbanyak berpuasa di bulan Rojab, dan jika semua terlewatkan maka usahakan jangan sampai tidak berpuasa tanggal 10 Rojab, karena mensyukuri wiladah pertama Rasulullah dan hurmat bulan Rojab.

Ada kisah yang menakjubkan sosok seorang perempuan yang selalu istiqomah mengagungkan bulan Rojab.

Diceritakan, bahwa di Baitul Maqdis ada seorang perempuan ahli ibadah, jika tiba bulan Rojab, ia membaca surat Al-Ikhlas 12 kali setiap ba’da sholat lima waktu . Dia melepas pakaian yang baik (mahal) dan berganti mengenakan pakaian yang lusuh.

Pada suatu ketika dalam bulan Rojab, ia jatuh sakit dan berwasiat pada puteranya, apabila ia mati supaya dikubur bersama pakaiannya yang lusuh. Akan tetapi pada akhirnya si anak mengkafani jenazah ibunya dengan pakaian yang mahal, karena sungkan atas gunjingan orang-orang jika ia mengkafani dengan pakaian yang jelek.

Pada waktu malam, si anak bermimpi melihat ibunya berkata padanya: “Wahai anakku, kenapa engkau tidak melaksanakan wasiatku? Sesungguhnya aku tidak ridlo kepadamu”.

Maka si anak terkejut dan terbangun dari tidurnya. Dia cepat-cepat menggali kembali kuburan ibunya, namun dia tidak mendapati ibunya di dalam kuburnya. Dia pun bingung dan menangis sejadi-jadinya, kemudian dia mendengar hatif (suara tanpa rupa) yang berbunyi :

Tidakkah engkau tahu, bahwa barang siapa yang mengagungkan bulan kami, bulan Rojab, maka tidak akan kami tinggalkan sendirian di dalam kuburnya

والله أعلمُ بالصواب