PCINU Maroko Kibarkan Karya Ulama Nusantara di Kancah Dunia

Casablanca, Maroko–SIEL (Salon International de l’Edition et du Livre) adalah pameran buku terbesar dan termegah yang ada di wilayah Afrika. Sudah ketiga kalinya Indonesia ikut serta dalam pesta besar pameran buku internasional yang diselenggarakan di Kota Casablanca Maroko, 06-16 Februari kemarin.

Ucapan dan sambutan pun datang dari berbagai kalangan masyarakat dunia terkhusus masyarakat Maroko. Mereka senang dengan kehadiran Indonesia yang ketiga kalinya diwakili PCI Nahdhatul Ulama Maroko dalam pameran ini.

SIEL (Salon International de l’Edition et du Livre) 2020 yang ke-26 kalinya ini berlangsung di kota Casablanca, Maroko. Tepatnya di depan masjid Hasan II, ikon kebanggaan negara Maroko.

Acara akbar ini berada di bawah perlindungan Yang Mulia Raja Mohammed VI. Dibuka secara resmi oleh putri Mahkota kerajaan Lala Hasna. Sedangkan panitia penyelenggara acara diemban oleh Kementerian Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Maroko, Al-Hasan Abyabah, bekerjasama dengan berbagai lembaga formal maupun non formal.

Sebagai pameran buku terbesar di Timur Tengah, acara ini menarik banyak pengunjung setiap harinya. Tercatat dalam sepuluh hari berlangsungnya acara ini, sekitar 400 tamu undangan, mulai dari penulis, peneliti, penyair, dan cendekiawan dunia. Pelbagai acara berkisar mulai dari bedah buku, jumpa penulis, diskusi panel, hingga ceremonial pembagian hadiah bagi pemenang lomba sastra tingkat nasional dan internasional.

Pameran buku internasional ini diikuti oleh 42 negara yang menjadi peserta pameran yang tersebar menjadi 703 Pavilium dengan data 120.000 judul buku. Negara yang ikut andil adalah Maroko, Yordania, Arab Saudi, Inggris, Amerika, Brazil, Turki, Polandia, Spanyol, dan Indonesia. Tamu kehormatan pada SIEL ke-26 ini adalah Negara Republik Islam Maurutania. Sementara, tahun sebelumnya yang menjadi Guest of Honour nya adalah Spanyol.

Pavilium Indonesia berada di D44, diresmikan oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania, Bapak Drs. Hasrul Azwar M. M. ditemani oleh Ustazah Adilah selaku panitia pelaksana SIEL (Salon International de l’Edition et du Livre) 2020 yang ke-26 dan beberapa staf KBRI Rabat, Maroko.

D44 Indonesia

Bagi Indonesia, tujuan keikutsertaan dalam perhelatan ini adalah untuk memperkenalkan serta mensyiarkan Islam Nusantara yang rahmatan lil alamin melalui karya-karya ulama dan cendekiawan Indonesia. Dunia perlu tahu bahwa para ulama Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata dalam pemahaman keilmuan dan keluasan pengetahuan agama.

Ulama Nusantara dan Karya-Karyanya
Jika ditelisik lebih mendalam tentang peran ulama Indonesia di kancah internasional, kita akan menemukan beberapa nama agung yang sudah dikenal oleh para ulama negara lain, sebut saja Syeikh Yasin Al Fadani, ulama yang begerlar Musnidud Dunya. Banyak sekali ulama Timur Tengah yang mengambil sanad hadis darinya. Dari ujung Timur ke ujung Barat.

Kitab-kitab yang dipamerkan pun beragam, berbagai fan ilmu dan tema dihadirkan. Mulai dari tafsir, hadist, fikih, ushul fikih, tasawuf, kemanusiaan, dan lain-lain. Kitab-kitab karangan ulama nusantara terdahulu hingga masa kini berjajar rapi. Kitab-kitab itu seperti karangan Syeikh Kyai Nawawi Al Bantani, di antaranya Maraqi Al Ubudiyah, Syarah Uqud Al-Lujjain, Nihayah Az-Zein, dan Murah Al-Labid.

Karangan Hadratus Syeikh Hasyim Asyary hadir mewarnai rak-rak di Pavilium Indonesia dan menjadi santapan para pecinta ilmu dari berbagai kalangan. Diantaranya kitab; Irsyadus Sary, At-Tibyan fi Nahyi An Maqathi’i wal Aqaribi wal Ikhwan, Adabul ‘Alim wal Mut’alim, dan yang paling laris serta diminati masyarakat Maroko adalah Risalah Ahlu Sunnah Wal Jamaah.

Dalam ilmu Qiraah, ada karangan Kh. Muhammad Arwaniy dengan kitabnya Faydhul Barakat fi Sab’i Qiraat. Khazanah keilmuan syeikh Mahfudz At-Turmusy juga ikut menghiasi, mulai dari Manhaj Dzawin Nazar Fi Manzumati Ilm Atsar, Bughyatul Azkiya, sampai salah satu karyanya yang terbesar adalah Hasyiyah At-Turmusy.

Karya Almarhum Syaikhona Maemoen Zubair dan putra beliau–Gus Najih Ibn Maemoen–juga hadir di rak pavilium Indonesia, seperti kitab Al-Ulama Al-Mujaddidun wa Majalu tajdidihim wa Ijtihadihim, Nushusul Akhyar fis Shoumi wal Ifthar, inayatul Muftaqir bima Yata’allaqu Bisayyidina Alaihissalam, Bad’ul Amaliy, Aqidah Ulama Al-Azhar As-Syarif, sampai kitab yang terkecil yang membahas tentang stunami di Indonesia yaitu tsunamiy fi Andunusia, ikut berjejer di pavilium yang berukuran 3×6 meter itu.

Pengunjung pameran di Pavilium Indonesia

Tak luput karya Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub yang berbahasa Arab dan Inggris juga ada, seperti: Al-Kiblah fi Dhai Kitab wa Sunnah, Islam Is Not Only For Muslim, Al-Ijtihad Wal-irhabiyah, Wal Liberaliyah, dan lain-lain juga ada di Pavilium Indonesia. Dan masih banyak lagi karya ulama Indonesia yang hadir dalam acara jor-joran ini.

Jika diakumulasikan dari total 500 lebih karya Ulama Indonesia, mungkin baru sepertiganya yang dihadirkan di pameran akbar ini. Disebabkan panitia membutuhkan bagasi dan biaya yang lumayan cukup besar. Akan tetapi, teman-teman PCI NU Maroko dan warga Nahdhiyin yang ada di Maroko bangga dan bahagia ketika masyarakat dunia sangat antusias ingin mengetahui pemikiran dan karya ulama Nusantara.

Tak sampai disana, belajar dari tahun-tahun sebelumnya, kawan-kawan PCI NU Maroko yang dikomandoi oleh Ketua Tanfidziyah Ahmad Sri Bintang dan ketua panitia stand Indonesia Zainal Arifin, tidak hanya mensyiarkan karya ulama Islam nusantara lewat kitab-kitabnya, akan tetapi juga di kehadiran Indonesia yang ke-tiga kalinya ini.

PCI NU Maroko mengadakan seminar-seminar di Pavilium dengan tema seputar islam nusantara. Tema-tema dan pemateri tersebut diantaranya; “Perkembangan Aqidah Asy’ary di Indonesia”, diisi oleh Alvian Iqbal Zahasfan M.A, kandidat doktor di Universitas Darul Hadist Rabat, sekaligus ketua syuriah PCI NU Maroko. “Kehidupan antar umat beragama yang penuh toleransi di Indonesia”, diisi oleh Asep Saifullah M.A, Mahasiswa kandidat doktor di Universitas BenMisk, Casablanca. “Sejarah masuknya Islam ke Nusantara”, diisi oleh Iqbal Mansury, kandidat master di Universitas Daarul Hadist, Rabat. “Hubungan Keagamaan dan Keilmuan Antara Maroko dan Indonesia”, diisi oleh Syeikh Adnan Zuhar, Ulama Maroko dan Rektor di Fakultas Seni dan Humaniora, Abu Shuaib Ad-Dukaliy, Al-Jadeeda, juga  seminar umum yang dibawakan oleh As-Sayyid Dr. Fadhil Al-Jaylaniy, cucu dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jaylani.

Pengunjung melihat kitab-kitab Ulama Nusantara

Masyarakat sangat antusias mengikuti seminar yang disuguhkan oleh kawan-kawan PCI NU Maroko. hal ini ditandai dengan kursi yang selalu terisi penuh saat seminar berlangsung. Mereka ingin lebih jauh mengenal negara dengan jumlah umat islam terbesar di dunia. Terlepas dari segala kekurangan yang ada di pundak teman-teman PCI NU Maroko, dari pameran ini kita patut berbangga dan berterima kasih karenanya karya ulama bangsa Indonesia berkibar di kancah dunia. semoga apa yang sudah diusahakan oleh kawan-kawan PCI NU Maroko dan siapapun yang ikut bertungkus lumus baik pikiran, tenaga, maupun materi diberikan balasan yang berlipat ganda di sisi-Nya. Amin.