Penjelasan Tentang Tanda-Tanda Kalimah Isim

Suarr.id–Jika sebelumnya sudah memaparkan tentang Ngaji Jurumiyah (2): Isim, Fi’il, dan Huruf Maka pada kesempatan kali ini akan dibahas seputar tanda-tanda isim.

Kaidah Nahwu menyebutkan bahwa tanda-tanda kalimat isim itu ada lima. Pertama, i’rab jar. Kedua, tanwin. Ketiga, nida’. Keempat, masuknya al. Kelima, isnad ilaih.

Penjelasan kelima tanda-tanda kalimat isim tersebut akan diuraikan di bawah ini:

Tanda-Tanda Kalimat Isim

1. Tanwin

Tanwin artinya nun mati yang bertemu dengan akhir kalimat isim, yang wujud dalam pengucapan, namun tidak wujud dalam tulisan.

Contoh :

– هذا كتابٌ.. قرأتُ كتاباً .. نظرتُ إلى كتابٍ.

– هذه مجلةٌ .. قراتُ مجلةً .. نظرتُ إلى مجلةٍ

Kedua kalimat tersebut (كتاب dan مجلةٌ)  meskipun dalam penulisannya tidak tampak ada huruf nun, akan tetapi ketika mengucapkannya akan terdengar huruf nun di akhirnya. Tanwin adalah harakat i’robiyat yang terlihat di akhir kalimat saja, tidak di awal maupun di tengah kalimah.

Baca juga: Membicarakan Tentang Kalimah, Kalam, Kalim, Qoul dan Lafadz

Bentuk tanwin bisa berupa dhummahtain ـــٌ fathahtain ــــً dan kasrohtain ــــٍ. Selain itu, tanwin itu juga hanya masuk pada isim nakiroh dan selamanya tidak masuk pada isim ma’rifat.

Contoh:

حضر طالبٌ .. و حضرت طالبةٌ.

– رأيتُ طالباً .. و رأيتُ طالبةً.

– تحدثتُ مع طالبٍ .. تحدثتُ مع طالبةٍ.

Kalimat (طالب) dan (طالبة) dalam susunan jumlah sebelumnya, keduanya sama-sama isim nakiroh. Oleh karena itu tanwin dalam i’rab rafa’ berupa dhummah, dalam i’rab nasab berupa fathahtain dan dalam i’rab jar berupa kasrohtain.

التنوين حركة إعرابية تظهر على الحرف الأخير من الاسم النكرة.. كما أن التنوين مختص بالأسماء ولا نجده في الأفعال والحروف

Kaidahnya berbunyi, tanwin adalah harokat i’rabiyat yang terlihat di akhir huruf isim nakiroh, sebagaimana tanwin dikhususkan untuk beberapa isim dan tidak ditemukannya dalam fi’il maupun huruf.

2. Jar

Tanda kalimat isim yang kedua adalah al-khofdhu. Istilah ini datangnya dari Ulama Kufah, sedangkan Ulama Basrah menyebutnya dengan istilah Jar.

تغيير مخصوص علامته الكسرة و ما ناب عنها

Yaitu perubahan tertentu yang ditandai dengan kasroh dan perkara yang menggantinya.

Contoh: بسم الله الرجمن الرحيم

Dalam contoh ini mengisyaratkan bahwa jar itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu; a) karena masuknya huruf jar ba’. b) idhofah. c) Tabi’ (i’rabnya mengikuti lafadz lain) seperti sifat pada lafadz الرجمن .

Penting untuk digarisbawahi bahwa i’rab jar itu hanya masuk pada kalimat isim, tidak bisa masuk pada kalimat fiil dan huruf.

Baca juga: Pengemis yang Pandai Nahwu

3. Nida’

Nida’ yaitu memanggil dengan menggunakan huruf ya’ atau salah satu dari saudaranya. Contoh : ياَ زيدُ

Nida’ menjadi tanda kekhususannya kalimat isim, karena hakikatnya munada (lafadz yang dipanggil) adalah maf’ul bih dan maf’ul bih bisa terjadi dari isim.

4. Masuknya Alif dan Lam

Menerima masuknya Al merupakan alamat isim baik yang berupa al ma’rifat, ziyadah dan maushulah.

Al Ma’rifat : الرجل

Al Ziyadah : العباس

Al Maushulah : الضارب

5. Isnad Ilaih

Isnad yaitu sifat yang menunjukkan bahwa musnad ilaih (perkara yang disandari hukum) adalah isim. Contoh :

زيدٌ قائمٌ

Wallahu a’lam bisshowab